SI BOTOL KECAP YANG MAU HINGGA MAMPU


Jika Sahabat ingat tahun 1990 – 2000-an adalah tahun sejarah dalam perjalanan Republik Indonesia dimana tahun itu adalah periodesasi gejolak-gejolak kebangsaaan mulai muncul oleh mahasiswa dan mereka menyuarakan dengan sangat lancing waktu itu. Ststststst tapi kita tidak membahas itu karena penulis tidak pernah menyaksikan dan merekam peristiwa itu.
Namun dalam rentetan tahun itu ada sebuah sejarah keluarga yang terukir tepatnya di Waktu Subuh, di bulan Ramhadan, tepatnya hari minggu di tanggal 21 Maret 1993 Miladiah lahir pemberian Allah yang sangat luar bisa a untuk manusia yakni lahir seorang bayi yang besarnya seperti ukuran botol kecap Bangau yang beratnya sampai hari ini tidak pernah di ketahui penulis ataupun keluarga karena lingkungan atau Desa yang baru saja menjadi daerah Transmigrasi yang yang masih jauh dari pelayanan Kesehatan seperti hari ini. Itu artinya kelahiran penulis di bantu oleh dukun beranak dan penulis walaupun tidak pernah merasakan namun perjuangan dan penderitaan ibunda penulis sangat luar bisa a. Ya Allah semoga engkau menjadikan Ibunda Ayahanda dan keluarga hamba di tempat yang tebaik yang engkau miliki. Itulah gambaran itulah kenapa penulis menuliskan judul degan “Si Botol Kecap”
Kalo berbicara cerita Inspirasi kehidupan tentu kisah penulis bukanlah cerita yang mampu menandingi cerita “Si Anak Singkong Milik Bapak Chairil Tanjung atau cerita Pak Dhalan Iskan dengan sekolah tanpa sepatunya”, tapi harapan penulis ini bisa  menjadi sebuah cerita yang mampu menambah warna kehidupan bagi pembaca dan berharap bisa  jadi amal jariyah kita bersama.
Kita mulai perjalan kehidupan penulis, penulis seperti di jelaskana tadi adalah hasil didikan anak seorang trasnmigran yang menurut cerita keluarga itu adalah pertaruhan keluarga dalam mengadu nasib yang sebelumnya di daerah asalnya di Desa Suralaga, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat persaingan sangat seingit untuk Ayahanda penulis yang hanya S3 (lulus SD kelas 3), namun perjuangan ayah yang seperti itu sangat saya kagum dan beliau adalah inspirasi penulis dalam menatapi kehidupan terlebih saat berkeluarga nanti.
Itu sedikit cerita baground keluarga penulis yang bagi penulis sangat luar bisa dan itu adalah pecutan kami bertiga untuk maju. Sekarang penulis akan menceritakan kehidupan masa kecil hingga hari ini.
Beranjak ke masa SMP kembali rasa minder tidak percaya diri dengan fisik menghantui penulis yang memang sudah mengenal akan berkumpul dan berteman dengan lawan jenis. Namun saat itu penulis bertekad ingin mengukir sejarah ketika lulus SMP memberikan sebuah piala kepada Institusi melalui perlombaan dan alhamdulillah dengan beruntung (karena peserta juga hanya tiga) mempersembahkan 1 piala untuk SMP Negeri 2 Jorong dan cita-cita itu saya bawa juga ke tingkat SMA tepatnya SMA Negeri 1 Jorong, Sekolah penuh Cerita.


Akhirnya penulis masuk ke masa perkuliahan tepatnya di salah satu kampus di Kota  Banjarmasin dengan semangat ingin benar-benar kuliah fokus dan lulus jadi seorang perawat di Kampung halaman. Namun di tengah cita-cita mulia itu pada satu mimpi yang penulis buat ketika bekerja yaitu ingin naik pesawat dan pergi ke Kota Bandung dan satu mimpi alay anak SMA ingin bernyanyai di Panggung Festival music karena masa SMA penulis aktif bermain music. Kembali mimpi itu bagi penulis hanya sekedar mimpi kosong, mengapa demikian karena uang sudah pasti tidak ada untuk itu dan manggung di pentas nasional yah hanya mimpi anak alay. Sampai suatu ketika ada seorang kakak senior dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kanda Yogi Adiatma hanya dengan kata “Hidup mahasiswa” mampu membalikkan 180 Derajat fikiran saya terlebih ketika saya di samakan orang papua oleh mahasiswa kala itu karena kulit saya yang hitam. Dua hal itu yang melecut dan menampar saya untuk maju. Dua semester awal saya masih tetap hanya ingin jadi perawat bisa a saja namun melihat kondisi jadwal kuliah yang jarang saya merasa kesepian di Kontrakan waktu itu sampai suatu ketika lagi-lagi ada orang melecut saya untuk berubah dilah M. Khoirul Zed mahasiswa satu angkatan penulis. Cerita yang sampai kepada penulis beliau baru saja pulang dari Makassar Sulawesi Selatan untuk kegiatan Mahasiswa dan yang membuat saya merasa tertampar lagi adalah saya tau tanpa mengeluarkan dana dari dompet sedikitpun. Saya orang yang pencemburu ketika saya mampu menurut saya melakukan namun di dahului oleh orang lain. Sampai berhari - hari penulis memikirkan Pak Khoirul Zed, sampai suatu ketika degnan tanpa sengaja saya melewati MADING kampus dan tertera tulisan perekrutan UKM Seni tanpa berfikir panjang hari minggu setelahnya saya langsung hadir di perekrutan itu hanya dengan modal main gitar dan bernyanyi lagu AYAH dar EBIET G. ADE. Tapi ternyata waktu itu tanpa pernah ada mimpi saya diberikan apresiasi yang sangat luar bisa a itulah titik balik aktualisasi diri penulis yang berada dalam puncaknya.
Hingga mimpi untuk menjadi orang hebat tidak lagi hanya mimpi tidak hanya sekedar kondisi fisik semata tapi “MAU” untuk memulai langkah pertama. Seiring berjalannya waktu penulis mulai di perhitungkan dalam dunia kegiatan mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin dengan salah satunya menjadi salah satu panitia ospek mahasiswa walau sesuatu bisa a mungkin tapi rasa percaya diri meningkat pada waktu itu, di percaya menjadi ketua pelaksana Pentas Seni Kampus dan Bintang Tamu yang kami hadirkan bukan main-main Seorang Kepala Prodi yang terkenal berwibawa tegas ketika berhadapan empat mata dengan beliau saya harus menulis narasi terlebih dahulu dan di hapal namun takdir berkata lain sejak saat itulah penulis berada dalam puncak aktualisasi diri untuk mahasiswa yang dulu minder.
Lalu perlahan mimpi-mimpi SMA penulis mengarah kea rah terwujud ketika waktu itu ada undangan lomba musikalisasi puisi di Kota Cirebon Jawa Barat dengan PP Muhammadiyah sebagai pelaksananya. Apa hubungan mimpi degan ini semua pembaca yang budiman saya bisa  wujudkan mimpi naik pesawat dan pergi ke Kota Bandung serta saya dapat bernyay\nyi di panggung nasional sebagai gitaris. namun yang sangat membuat hidup penulis memiliki visi dan misi yang jelas adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah disana penulis di tempa sebagai pemimpin dan leader sejati. Sejak saat itu juga saya ikuti semua peluang masuk organisasi.
Satu mimpi terakhir yang mungkin sangat mustahil bagi seorang mahasiswa yang minder, tidak percaya diri dengan kondisi fisik yaitu dia ingin membagi cerita ini kepada mahasiswa dan orang yang mungkin memiliki pemikiran yang sama dengan penulis penulis ingin menjadi Trainer muda dan apa mimpi itu mustahil “TIDAK” dunia organisasi mempertemukan saya dengan orang-orang yang memiliki masa lalu yang hamper persis sama namun saat ini mereka menjadi trainer hebat (terimakasi Pak Tyas Setya Nugraha dan Pak Hendera), bahkan mimpi itu dijawab Allah dengan beberapakali terlibat dengan salah satu lembaga training yang diperhitungkan di Indonesia dan Alhamdulillah walaupun masih belum memiliki licency untuk seorang Tainer namun untuk tingkat kampus penulis sudah mampu berbicara di hadapan 612 mahasiswa untuk menceritakan cerita ini.

Sahabat yang budiman pesan penulis untuk anda :
1.      Jangan pernah mempertanyakan dari Rahim mana anda dilahirkan, dengan kondisi kehidupan seperti apa keluarga anda Karena sukses bukan hanya sekedar latar belakang keluarga
2.      Kalau kita tidak memiliki uang yang cukup untuk namun jangan pernah miskin untuk semangat dan mimpi
3.      Teruslah bermimpi tanpa henti dan tanpa henti pula untuk berdoa karena kita tidak tau dalam doa yang keberapa Tuhan Mengabulkan mimpi kita.


Biodata
Nama        : Laili Masruri
Alamat      : Ds. Asri Mulaya RT 11 Rw 04 no 236 Kec Jorong Kabupaten Tanah Laut
InstituSi    : Universitas Muhammadiya Banjarmasin Fak. Keperawatan dan ilmu kesehatan prodi S1 Keperawtan 2013
Email/HP  : pejuangmudaa99@gmail.com/ 085751616553
Moto hidup     : kesuksesan milik semua orang termasuk saya dan anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard