BUNGKAM DENGAN BUKTI & PRESTASI

ilustrasi 

Pernahkah anda merasa terpuruk, atau pernahkah anda merasa di rendahkan ? maka menurut penulis rata-rata setiap manusia secara normal pasti pernah merasakan dan menerima hal demikian dan rasanya tentu sakit sekali.
Pertanyaan selanjutnya pernah kah anda merasa senang ketika anda di apresiasi atau pernah kah anda di sanjung oleh orang lain ? senana dan bangga bukan.

Tanpa kita sadari dua hal di atas adalah dua bentuk motivasi yang sering kita temui jika kita mau memikirkannya. Namun terkdang banyak dari kita yang merasa semakin rendah ketika kita di hina, di rendahkan atau bahkan di campakkan.

Izinkan penulis memberikan sebuah contoh dari bangkitnya seseorang dari keterperukan pasca di rendahkan oleh orang lain.
Coba saat ini anda menengok ke atas pelaphon rumah anda, periksa ada apa di pelaphon tersebut ? IYA ada Sebuah benda berwarna putih yang ketika gelap anda akan berharap terang darinya !
Tahukah anda bagaimana sejarah benda itu ada ? benda itu karena sebuah hujatan, sebuah pernyataan merendahkan, namun hujatan dan perendahan tersebut berubah menjadi sanjungan dari seluruh muka bumi.
Dialah Thomas Alva Eddison sang penemu bohlam lampu. Jika kita membaca bigrafi seorang Thomas Alfa Eddison yang masa kecilnya di habiskan di Ohio, Amerika Serikat. Thomas Lahir dengan kemampuan biasa – biasa saja, tidak memiliki kecerdasan khusus seperti anak – anak lainnya. Saat belajar di sekolah, Edison tidak mampu untuk mengikuti pendidikan yang dijarkan di sekolahnya,oleh sebab itu Edison kecil selalu mendapatkan nilai buruk dan mengecewakan. Sebab inilah yang membuat Ibunya menarik Edison ke rumah dan meninggalkan sekolah. Edison pun akhirnya disekolahkan ibunya di rumahnya sendiri.
Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami meminta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”
Demikian sepenggal tulisan yang tertera di secarik surat yang dibawa oleh Tommy. Surat itu ditulis sendiri oleh gurunya. Tentu saja kalimat tanpa sensor yang dibaca sang Ibu membuatnya sakit, bak busur panah yang tepat menusuk-nusuk hatinya. Beberapa lama kemudian, sambil meremas surat tersebut, Sang bertekad dan bergumam, “Anak saya, Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia!”
Kalimat yang diucapkan Nancy bukanlah kata-kata biasa. Kalimat tersebut adalah doa seorang ibu untuk anaknya. Karena tiga dasawarsa berikutnya, tepatnya saat Tommy berusia 32 tahun (tahun 1879), dunia tak lagi gelap gulita ketika malam hari. Tommy yang dianggap bodoh waktu kecil itu berhasil menciptakan bohlam lampu pijar, yang mengubah wajah dunia selamanya.

Dengan demikian Edison pun belajar dengan bebas dan leluasa di rumahnya tanpa harus memikirkan nilai – nilai pelajaran yang harus dicapainya. Di rumah Edison pun dengan melahap buku – buku ilmiah dewasa. Satu karakter yang luar biasa yang dimiliki Edison adalah keinginan tahunya yang luarbiasa besar ditambah sifat dasarnya yang pantang menyerah menghadapi apapun.

Dalam era millennial saat ini penulis rasa sangat banyak kasus seperti Thomas Alva Eddison bahkan mungkin juga termasuk anda dan saya (penulis).
Izinkan penulis bercerita tentang goresan kehidupan yang penulis rasa penulis mampu merubah hujatan menjadi motivasi terhadap perjalanan penulis.
1.        Anak Papua
Penulis masih ingat di September 2013 memang penulis merasa pernah cela dengan nada bercanda namun itu tetap membekas dalam sanubari penulis. Saat itu adalah ketika penulis memasuki era baru dalam perjalanan hidup penulis yakni memasuki Perguruan Tinggi lebih tepatnya masa Orientasi Mahasiswa Baru. Penulis yang memang lambat masuk Kuliah dimana seharusnya di tahun 2012 tapi masuk di 2013 mencoba tidak ingin terlalu mengambil peran yang aktif semasa orientasi karena memang merasa sedikit minder di kala itu dengan usia yang memang agak jauh dari rekan-rekan mahasiswa baru yang lain. Sampai suatu ketika pada hari-hari Masa orientasi ada satu materi yang sangat menarik perhatian penulis (lupa materi tentang apa) namun yang penulis ingat waktu itu hadir sebagai narasumber adalah DR. Karyono Ibnu Ahmad M.Sc (Semoga beliau terus terjaga kesehatannya) yang intinya penulis berkeinginan untuk maju kedepan kala itu karena memang ada sesi untuk beberapa mahasiswa maju ke depan. Dan sakit itu hadir ketika penulis maju ke depan yakni penulis yang fisik waktu itu memang hitam karena setahun bekerja di Tambang Batubara di timpali dan di teriyaki oleh teman-teman mahasiswa baru sebagai PAPUA merasa sangat terpukul dan terhina. Dan sejak saat itu juga penulis berucap ke dalam hati bahwa si HItam dan kalian anggap anak papua ini ketika perjalanan kuliah akan membungkam kalian dengan prestasi.

2.        Anak Organisasi
Selanjutnya adalah ketika memasuki semester tiga kuliah. Ketika itu kami sedang masuk salah satu mata kuliah dalam pembelajaran dan entah kenapa sang pengajar waktu itu menyinggung dengan sindiran yang penulis fikir itu sebuah tantangan dan pernyataaan yang terlalu Universal. Pernyataan tersebut adalah bahwa “mahasiswa yang berorganisasi itu nilainya selalu bermasalah” dan rasanya penulis yang memang saat itu sedang mengawali dunia organisasi merasa tertantang untuk sekali lagi membungkam ucapan tersebut dengan prestasi.

Berangkat dari dua hal tersebut lambat laun penulis mencoba untuk membungkam ucapan tersebut yang alhamdulillah jika yang berucap tersebut mau berfikir maka akan merasa berfikir ulang untuk mengungkapkan hal tersebut kala itu. Dimana untuk kasus ospek dimana penulis di katakana anak papua karena di lihat karena factor fisik tadi mampu menjadi mahasiswa nomor 1 di Kampus yakni menjadi presiden BEM dimana sedikit banyak hajat dan keresahan meraka sebagai mahasiswa pernah penulis perjuangkan, mampu mewakilkan mraka di berbagai event yang sedikit banyak membawa almamater meraka dan lain sebagainya. Untuk ucapan sang tenaga pengajar tadi penulis mampu juga membuktikan 3 tahun kemudian yakni dengan mampu lulus dengan mengenakan selempang Cumlaude.


Sahabat, jka saat ini anda termasuk orang yang dihujat ataupun di rendahkan oleh orang lain,namun pernahkan kita membuktikan diri bahwa kita tidak pantas di hujat dan di rendahkan. Karena hanyaada satu cara untuk membuat meraka diam yakni BUNGKAM meraka DENGAN BUKTI DAN PRESTASI





@el_mas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard