DARI ORWAMA MENUJU INDONESIA


Pernahkah anda mendengar istilah “apa yang anda tanam, maka itu yang anda panen” atau “jika anda menanam padi maka yang akan tumbuh juga padi”. Pribahasa di atas adalah pribahasa popular di telinga kita mungkin barangkali juga pembaca saat ini.
Artinya apa, secara umum masa depan kita tergantung apa yang kita lakukan hari ini. Bahwa masa depan kita tidak hanya di tentukan oleh nasib dan finance yang kita miliki semata melainkan seberapa besar kerja keras kita menata dan menyiapkan diri di masa depan.
Di tengah keterbelakangan kehidupan berbangsa saat ini banyak di antara anak muda yang berkeluh kesah tanpa tau harus berbuat apa sehingga anak muda kebanyakan hanya menjadi penonton tanpa di bayar melihat kehidupan di segala lini baik ekonomi, politik, social, budaya dan lain sebagainya. Semua masalah bersifat komplek dan saling berhubugan satu sama lain.
Setiap hari, media memeberitakan tentang kemirisan kehidupan berbangsa bernegara. Baik media social, mendia online, media cetak dan lainya secara umum menampilkan kebobrokan kehidupan berbangsa bernegara, sebut saja berita Korupsi, berita perpecahan antar partai politik, berita criminal yang tidak pro terhadap kelompok tertentu, kemiskinan, berita artis yang tidak penting dan semua tersaji secara tajam di setiap media informasi.
Di satu sisi di kebanyakan dari kita terutama anak muda dan mahasiswa tidak peduli dan cenderung antipasti terhadap berita tersebut, merasa tidak ada hubungannya dengan “saya” toh saya tetap saja bisa makan, masih bisa main, masih bisa beli kuota, masih bisa hidup. iya anda bisa melakukan semua hal itu tapi orang tua yang membiayai anda yang merasakan kesakitan itu semua. Di lain pihak sebenarnya masih ada sekelompok anak muda yang masih mau berusaha berada di pilihan yang berbeda dari kebanyakan anak muda dan mahasiswa dengan mereka yang barangkali masuk kedalam dunia organisasi kemahasiswaan ataupun organisasi kemasyarakatan yang lain, di antara mereka itu jika di filter kembali rasanya dapat di hitung dengan mudah sekali mereka yang peduli dengan kondisi bangsa dan social namun penulis rasa jumlahnya tidak sebanding dengan mereka yang hanya mengikuti arus, mereka yang di perbodoh oleh game online, mereka yang di perbudak oleh media social dan film korea.
Apa hubungannya dengan tema yang penulis angkat saat ini ? iya, penulis merasa berorgansisi di kalangan mahasiswa telah kehilangan “value” telah kehilangan jati dirinya yang lebih parah mereka yang mengaku mahasiswa organisatoris telah kehilangan kepercayaan diri dengan label aktivisnya di dahinya. Padahal jika kita mengulik ke belakang Organisasi mahasiswa merupakan representative dari suara masyarakat dan merupakan suara kejujuran. Mereka yang berorganisasi banyak yang tidak percaya diri terhadap tantangan masa depan ! kenapa hal itu dapat terjadi ? menurut penulis selain karena system yang sudah kurang mendukung gerakan mahasiswa juga memang secara mentality saat ini sudah kehilangan mental petarung. Mengutip kalimat Najwa Shihab bahwa “mahasiswa hari ini lebih mencari rasa aman atau cenderung netral dan diam dengan realita yang ada”.
Tidak mudah untuk menjadi seorang aktivis mahasiswa yang sukses dan juga tidak boleh anda psimis dengan masa depan aktivis di masa depan. Penulis akan contohkan mereka mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan label mahasiswa organisatorisnya.

Contoh Prof. DR. H. Amin Rais seorang Aktivis di Muhammadiyah yang menjadi salah satu tokoh intelektual hadirnya gerakan reformasi yang mampu menggerakkan semagat dan rasa sepenanggungan di kalangan anak muda. Dalam karir politiknya mampu pernah menjabat sebagai ketua MPR RI. Apakah seorang Amin Rais secara instan memiliki memampuan seperti itu ? maka penulis berani tegaskan bahwa itu tidak ! semua pasti ada proses dan itu tidak mudah serta tidak nyaman. Tentu penulis yakin pak Amin harus berfikir dan bersikap di luar anak muda kebanyakan di usianya kala itu. Namun akhirnya sejarah mengabadikan kesuksesan beliau, bahkan gelar bapak reformasi terpatri dalam sosok beliau. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh bangsa yang sukses melalui tempaan Organisasi sebut saja Wakil preseiden Yusuf Kalla (HMI), Hamdan Zoelva Mantan Ketua MK (HMI), Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta (mantan ketua Senat UGM), Mantan ketua KPK, dan lainnya merupakan tempaan organisasi sejak mudanya.

Sahabat, Indonesia membutuhkan anda di masa depan. Tentu kiranya anda harus menyiapkan diri untuk menjadi penerus Indonesia di masa depan. Menyiapkan diri tidak hanya dengan bergabung menjadi anggota dalam sebuah organisasi, melainkan tempa diri dengan terus belajar. Belajar tidak hanya terus-terusan di dalam kelas tapi juga di luar tembok kelas. Tempa diri dalam menganalisa masalah sehingga masalh di sekitar anda bisa terselesaikan, tempa diri anda dengan kemampuan berbicara sehingga suatu saat anda mampu berbicara tentang kebenaran dimana kebenaran tidak anda tutupi karena kepentigan.
Penulis yakin, jika anda menempa diri dengan baik dan terus belajar baik secara keilmuan yang anda tekuni serta kemampuan berorganisasi maka anda akan menjadi seorang took bangsa yang lahir DARI ORMAWA MENUJU INDONESIA

@el_mas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard