Pernahkah
anda mendengar istilah “apa yang anda
tanam, maka itu yang anda panen” atau “jika
anda menanam padi maka yang akan tumbuh juga padi”. Pribahasa di atas adalah
pribahasa popular di telinga kita mungkin barangkali juga pembaca saat ini.
Artinya
apa, secara umum masa depan kita tergantung apa yang kita lakukan hari ini. Bahwa
masa depan kita tidak hanya di tentukan oleh nasib dan finance yang kita miliki
semata melainkan seberapa besar kerja keras kita menata dan menyiapkan diri di
masa depan.
Di
tengah keterbelakangan kehidupan berbangsa saat ini banyak di antara anak muda
yang berkeluh kesah tanpa tau harus berbuat apa sehingga anak muda kebanyakan
hanya menjadi penonton tanpa di bayar melihat kehidupan di segala lini baik
ekonomi, politik, social, budaya dan lain sebagainya. Semua masalah bersifat
komplek dan saling berhubugan satu sama lain.
Setiap
hari, media memeberitakan tentang kemirisan kehidupan berbangsa bernegara. Baik
media social, mendia online, media cetak dan lainya secara umum menampilkan
kebobrokan kehidupan berbangsa bernegara, sebut saja berita Korupsi, berita perpecahan
antar partai politik, berita criminal yang tidak pro terhadap kelompok
tertentu, kemiskinan, berita artis yang tidak penting dan semua tersaji secara
tajam di setiap media informasi.
Di
satu sisi di kebanyakan dari kita terutama anak muda dan mahasiswa tidak peduli
dan cenderung antipasti terhadap berita tersebut, merasa tidak ada hubungannya
dengan “saya” toh saya tetap saja
bisa makan, masih bisa main, masih bisa beli kuota, masih bisa hidup. iya anda
bisa melakukan semua hal itu tapi orang tua yang membiayai anda yang merasakan
kesakitan itu semua. Di lain pihak sebenarnya masih ada sekelompok anak muda
yang masih mau berusaha berada di pilihan yang berbeda dari kebanyakan anak
muda dan mahasiswa dengan mereka yang barangkali masuk kedalam dunia organisasi
kemahasiswaan ataupun organisasi kemasyarakatan yang lain, di antara mereka itu
jika di filter kembali rasanya dapat di hitung dengan mudah sekali mereka yang peduli
dengan kondisi bangsa dan social namun penulis rasa jumlahnya tidak sebanding
dengan mereka yang hanya mengikuti arus, mereka yang di perbodoh oleh game
online, mereka yang di perbudak oleh media social dan film korea.
Apa
hubungannya dengan tema yang penulis angkat saat ini ? iya, penulis merasa berorgansisi
di kalangan mahasiswa telah kehilangan “value”
telah kehilangan jati dirinya yang lebih parah mereka yang mengaku
mahasiswa organisatoris telah kehilangan kepercayaan diri dengan label
aktivisnya di dahinya. Padahal jika kita mengulik ke belakang Organisasi
mahasiswa merupakan representative dari suara masyarakat dan merupakan suara
kejujuran. Mereka yang berorganisasi banyak yang tidak percaya diri terhadap
tantangan masa depan ! kenapa hal itu dapat terjadi ? menurut penulis selain
karena system yang sudah kurang mendukung gerakan mahasiswa juga memang secara
mentality saat ini sudah kehilangan mental petarung. Mengutip kalimat Najwa
Shihab bahwa “mahasiswa hari ini lebih
mencari rasa aman atau cenderung netral dan diam dengan realita yang ada”.
Tidak
mudah untuk menjadi seorang aktivis mahasiswa yang sukses dan juga tidak boleh
anda psimis dengan masa depan aktivis di masa depan. Penulis akan contohkan
mereka mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan label mahasiswa
organisatorisnya.
Contoh
Prof. DR. H. Amin Rais seorang Aktivis di Muhammadiyah yang menjadi salah satu
tokoh intelektual hadirnya gerakan reformasi yang mampu menggerakkan semagat dan
rasa sepenanggungan di kalangan anak muda. Dalam karir politiknya mampu pernah
menjabat sebagai ketua MPR RI. Apakah seorang Amin Rais secara instan memiliki
memampuan seperti itu ? maka penulis berani tegaskan bahwa itu tidak ! semua pasti
ada proses dan itu tidak mudah serta tidak nyaman. Tentu penulis yakin pak Amin
harus berfikir dan bersikap di luar anak muda kebanyakan di usianya kala itu. Namun
akhirnya sejarah mengabadikan kesuksesan beliau, bahkan gelar bapak reformasi
terpatri dalam sosok beliau. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh bangsa yang
sukses melalui tempaan Organisasi sebut saja Wakil preseiden Yusuf Kalla (HMI),
Hamdan Zoelva Mantan Ketua MK (HMI), Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta (mantan
ketua Senat UGM), Mantan ketua KPK, dan lainnya merupakan tempaan organisasi
sejak mudanya.
Sahabat,
Indonesia membutuhkan anda di masa depan. Tentu kiranya anda harus menyiapkan
diri untuk menjadi penerus Indonesia di masa depan. Menyiapkan diri tidak hanya
dengan bergabung menjadi anggota dalam sebuah organisasi, melainkan tempa diri
dengan terus belajar. Belajar tidak hanya terus-terusan di dalam kelas tapi juga
di luar tembok kelas. Tempa diri dalam menganalisa masalah sehingga masalh di
sekitar anda bisa terselesaikan, tempa diri anda dengan kemampuan berbicara
sehingga suatu saat anda mampu berbicara tentang kebenaran dimana kebenaran
tidak anda tutupi karena kepentigan.
Penulis
yakin, jika anda menempa diri dengan baik dan terus belajar baik secara keilmuan
yang anda tekuni serta kemampuan berorganisasi maka anda akan menjadi seorang took
bangsa yang lahir DARI ORMAWA MENUJU INDONESIA
@el_mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar