Foto di ambiil melalui https://www.matamatapolitik.com |
Jika kita ditanya “Senjata apa yang paling menghancurkan paling membahayakan didunia” saya
rasa sebagian dari kita akan menyebutkan “Bom
Atom” karena telah terbukti menghancurkan Jepang dalam sekejap akibatnya
sejarah Perang Dunia II berubah dimana Jepang menyerah terhadap Sekutu. Atau
jika ingin lebih kekinian lagi maka jawabannya akan merujuk kepada “Senjata Nuklir” yang menjadi tema
besar Perang dingin Negara – negara besar di dunia. Atau mungkin karena
sekarang kita sedang berada pada fase Pandemic Covid 19, maka fikiran kita akan
mengatakan “senjata biologis” adalah
senjata paling mematikan, karena bisa mengguakan seperti virus untuk membunuh
orang. Senjata terakhir mungkin menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan
terlebih ditengah upaya dunia untuk melawan dan menghentikan virus Covid 19
yang secara angka kematian setiap hari erus bertambah.
Namun saya harus sedikit bergeser kepada
jawaban lain yang saya temukan dalam salah satu bacaan saya, bahwa senjata
paling menghancurkan dengan skala besar adalah senjata yang disebut “pengendalian fikiran/Mind Controlling”.
Mind Control secara sederhana saya sebut sebagai Cuci Otak, kenapa Mind Controll saya sebut sebagai Senjata
paling berbahaya di muka bumi ini ? karena jika Bom Atom ataupun Nuklir telah
menghancurkan suatu wilayah, dimasa depan kita masih bisa membangun kembali apa
yang telah di hancurkan (Contoh Jepang dimasa 1945 dan Jepang yang kembali
bangkit dengan kemajuan yang pesat saat ini). Tapi jika senjata tersebut
menggunakan mind Control maka dimasa
depan besar kemungkinan tidak dapat terulang lagi apa yang seharusnya menjadi
kebenaran, karena otak kita telah di suguhkan sesuatu yang salah, sasuatu yang
tidak seharusya. Salah satu mind
controlling yang dibuat untuk memutus sejarah antara Islam dan indonesia
adalah usaha DE ISLAMISASI perjalanan sejarah Indonesia.
Coba kita kembali mengigat ke masa kita
sekolah dulu, maka kita akan mulai tersadar bagaimana para pelopor De
Islamisasi di indonesia mengendalikan atau mencuci otak kita melalui pelajaran
sejarah Indonesia. Saya yang notabennya sangat gandrung akan pelajaran sejarah
dimasa sekolah Dasar masih ingat beberapa bab yang ditanamkan oleh Buku ajar
sejarah kepada saya saat itu. Lambat laun setelah membaca reference yang lain
dimana saya yakin akan kebenarannya maka saya mengatakan bahwa senjata pembunuh
Mind Controlling dipakai kepada anak
pada jenjang Sekolah dasar. Tidak tanggung-tanggung target yang dihantam oleh
mereka.
Salah satu yang coba dibelokkan oleh
Sejarah yang dikampanyekan lewat kurikulum negara adalah bahwa agama Islam
datang ke Indonesia pertama kali di bawa oleh Pedagang Arab, Persia dan Gujarat
pada Abad ke 13 Masehi setelah runtuhnya Kerajaan kerajaan Hindu Budha di
Indonesia. Buku Sejarah di kurikulum SD juga mengatakan hal itu, karena
Kerajaan Islam tertua di Indonesia Yakni Samudra Pasai berdiri pada abad ke 13 Masehi
setelah Kerajaan Hindu Budha mulai runtuh. Dari
sini saja sudah jelas arahnya, Kurikulum ini mencoba untuk mengatakan bahwa
Islam hadir ke Indonesia hadir sebagai agama penakluk.
Padahal jika kita menelisik lebih
mendalam lagi melalui Buku “Api Sejarah”
yang di tulis oleh prof. Ahmad Mansyur Surya Negara bahwa Islam telah masuk ke
Bumi Nusantara sejak Abad ke 7 masehi, dimana salah satu pembuktian yang
dijelaskan beliau karena ditemukan tulisan
tahun yang tertulis di batu nisan seorang ulama, syaikh Mukaiddin di Baros,
Tapanuli, yang bertuliskan 48 H/470 M. Maka dapat dipastikan Islam masuk ke
Nusantara Indonesia pada abad ke -7 M atau abad ke -1 H. (Selebihnya saya sarankan anda membaca hingga selesai buku Api Sejarah).
Bahkan dalam salah satu kajian Ust. Adi Hidayat beliau menyatakan kata Kapur
yang menjadi produk dagang daerah “Baros” diserap kedalam bahasa Arab dan juga ditemukan
ke dalam salah satu Ayat di dalam Al-Quran. Ini membuktikan bahwa Islam datang
ke Indonesia bukan pada abad ke 13.
Selain pembelokan Sejarah datangnya
Islam ke Indonesia, sejarah peran Umat Islam dalam perjalanan republik
Indonesia juga di tanamkan kurikulum yang tidak masuk akal alasannya, pada mata
ajar Sekolah Dasar di antaranya adalah penetapan hari kebangkitan Nasional 20
Mei dikarenakan tanggal tercetusnya organisasi “Boedi Utomo” tersebut di anggap sebagai pelopor gerakan
kebangkitan Nasional. Jika dengan alasan itu tentu kita harus juga “fair” bahwa pada tahun 1905 Serikat
Dagang Islam sebagai Pelopor kebangkitan melindungi pedagang pribumi harusnya
lebih dulu menjadi dasar penetapan hari kebangkitan Nasional. Jika kita mau
main siapa yang lebih dulu atau main tua tuaan maka perlu kita sematkan Hari
Kebangkitan Nasional pada Organisasi Jamiat
kheir yang jauh ditahun 1901 telah mananamkan Kesadaran kebangkitan
pendidikan Islam di Indonesia untuk melawan hegemoni pendidikan Belanda ketika
itu. Namun sekali lagi inilah senjata pembunuh berbahaya Mind Controlling yang membelokkan sejarah sehingga cuci otak atas
apa yang mereka inginkan tercapai.
Jika kita ingin melihat secara lebih
makro berkenaan dengan upaya membunuh Islam melalui senjata “Mind Controlling”. Maka kita buat saja
pertanyaan kepada orang-orang Barat atau orang di luar Islam atau orang-orang
Munafik sekalipun. bagaimana pandangan
mereka jika disebutkan kata “Arab” ? maka anda jangan terlalu kaget apabila
anda menemukan sebuah narasi jawaban bahwa mereka mengIDENTIKKAN Arab sebagai “Terorist”, terlebih setelah tragedi
hancurya Gedung WTC Amerika Serikat yang kita kenal sebagai tragedi 11/9.
Bagaimana permainan ini dilakukan, jika
anda seorang penggemar Film Hollywood maka sering kita temukan bahwa figure
Orang arab dalam beberapa Film di identikkan “Terorist”. Atau jika saya contohkan ,salah satu film Indonesia
yang pernah saya saksikan dimana film tersebut mencoba untuk melawan Stigma
buruk tentang Islam dimata Barat yaitu 99
Langit Cahaya di langit Eropa. Bagaimana diceritakan tokoh yang bernama KHAN pemuda
Islam Pakistan yang sedang menempuh Study di Austria.,Tokoh Khan selama yang
saya pahami di Film tersebut di figurekan oleh rekan – rekannya sebagai
seseorang yang berfikir radikal ! Hal tersebut hanya karena alasan dia Arab
Pakistan dan dia Islam.
DR. Jack Shaheen seorang profesor
pensiunan guru besar Universitas Southern Illinois pernah menulis sebuah buku berjudul
Reel Bad Arabs-How Hollywood Vilifies a People (Kumpulan Orang Arab Jahat-Bagaimana Hollywood memfitnah orang-orang
Arab).
“Arab
adalah kelompok yang paling sering difitnah dalam sejarah Hollywood. Mereka
seringkali digambarkan sebagai manusia rendahan, atau-meminjam julukan Nazi
kepada kaum Gipsy dan Yahudidijuluki untermensch. Citra itu sudah melekat lebih
dari satu abad lamanya Selama tiga puluh tahun, aku memperhatikan bagaimana
para pembuat citra menampilkan orang Arab di layar perak. Bukuku yang terbaru,
Reel Bad Arabs-How Hollywood Vilifies a People, mengupas lebih dari 1000 film.
Mulai dari film lama hingga film hits masa kini. Melalui buku tersebut, aku
mencoba menunjukan apa yang selama ini tidak pernah diperhatikan orang Pola konsisten yang berisi
kebencian dan stereotip terhadap Arab. Itu sangat berbahaya, karena stereotip tersebut
akan merenggut seluruh rasa kemanusiaan orang yang melihatnya. Segala aspek
dalam budaya kita akan menggambarkan orang Arab sebagai bajingan”.
Hal ini ditambah lagi dengan Buzzer
buzzer yang menyerang Islam dengan sangat masive, tuduhan Radikal, Terorist,
Intoleran dan sebagainya adalah upaya untuk mengontrol fikiran terutama adalah generasi
muda, secara spesifik saya katakan adalah generasi muda Islam.
Sebagai Sebuah Penutup, saya tentu ingin
mengajak kepada generasi Islam untuk meningkatkan kesadara bahwa setiap hari
kita ini sedang di upayakan dibunuh secara perlahan melalui fikiran kita.
Melalui Televisi, Buku, Film, Media Sosial dan lain sebagainaya.
Dengan sekedar meningkat keimanan dan
ketakwaan dan Berdiam diri tentu bukan menjadi pilihan yang tepat, Upaya
penyaringan apa yang kita konsumsi harus kita lakukan terutama kepada anak dan
remaja Islam jangan sampai sebuah pembiaran dan pembebasan kita terhadap apa
yang fikiran mereka konsumsi setiap hari malah menjadikan kita sebagai bagian
dari mencuci otak mereka secara perlahan.
Jangan lupa tetap bahagia
Sa#Belajar.berfikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar