CEMBURU (SALAHKAH) ?

Pernahkah anda merasa kasmaran, pernahkah anda merasakan rasa terhadap lawan jenis atau pernahkah anda sangat-sangat merasa memiliki sesuatu, indah bukan maka itulah yang di sebut “cinta”. Itu adalah hal manusiawi yang memang sesuatu yang lumrah di miliki oleh setiap manusia dan memang seharus di miliki oleh setiap insan.

Namun dalam kosakata “cinta” ada hal yang perlu di miliki oleh seseorang dan menurut penulis antara cinta dan kosakata ini satu bagian yang tdak dapat dipisahkan yaitu ? “Cemburu” yang kalo menurut sebagian insan cemburu kata nya itu adalah rasa cinta dan kalo tidak ada kata cemburu itu dayus. Haha . emang dayus apaan ? Lupakan.

Tapi penulis mohon izin, kali ini penulis tidak akan bercerita tentang cinta dalam konteks antara lelaki dan perempuan, karena penulis bukanlah seorang Khalil Gibran yang sangat cerdas dalam menggoreskan pena yang mampu membuat lawan jenis bertekuk lutut ataupun Soekarno yang sangat cerdas dalam merangkai kata yang ketika dia berbicara dengan wanita akan membuatnya jatuh hati pada bung Karno. Penulis hanya akan memkanai 2 Kosakata sesuai judul di atas “Cemburu (Salahkah) dalam konteks proses kehidupan.

Seperti dalam petikan kalimat di atas bahwa cemburu adalah sesuatu yang lumrah dan manusia dan penulispun membenarkan hal tersebut karena bagi penulis dengan cemburulah bagaikan sebuah bahan bakar pada kendaraan bermotor yang akan mengantarkan kita dari satu tempat ke tempat yang lain jika tidak bahan bakar maka kendaraan tidak akan bisa bergerak sebagaimana mestinya. Dan cemburu lah salah satunya yang akan menjadi kekuatan manusia untuk Move On. Kenapa kita harus move on ? “Hidup bagaikan mengayuh sepeda, untuk bisa terus seimbang kita harus Move On, Albert Einsten” dan menurut Jamil Azzaini dalm bukunya bahwa ciri hidup itu adalah bertumbuh dan berkembang. Maka cemburu adalah salah satu modal untuk mengarungi kehidupan dalam tanda kutip cemburu dalam penempatan yang benar.

Penulis akan bercerita tentang Cemburu yang tidak salah.

Tahun 2013 penulis memasuki era baru dalam proses kehidupan dimana penulis masuk menempuh Pendidikan di salah satu Perguruan Tingi di Kalimantan Selatan. Dalam proses perjalanan tersebut penulis terkadang bimbang antara memilih berorganisasi ataupun hanya sebatas kuliah sebagaimana tujuan awal datang ke Banjarmasin. Nuansa kebimbangan itupun berlangsung selama 2 Semester lebih sampai satu ketika memasuki semester genap di tahun pertama ada kejadian yang menyayat hati penulis. Kejadian itu terjadi di Bagian Keuangan Kampus (penulis masih ingat loh suasananya) dimana ketika membayar biaya Pendidikan sedang ramai rekan-rekan mahasiswa menceritakan tentang kepulangan salah satu sahabat kami, nama beliau adalah M. Khorul Zed (semoga beliau diberikan kesehatan dan kesuksesan) yang baru saja pulang dari Kota Makassar. Barangkali pergi Ke Makassar hal yang lumrah semua orangpun dapat melakukannya jika ada uangnya. Namun yang membuat Cemburu penulis adalah keberangkatan ini sangatr membanggakan karena mewakili almamater Kampus. Yang lebih membuat penulis cemburu adalah kami masih sama-sama semester 2 tapi beliau sudah mampu mewakili kampus sedangkan penulis !!!!!!!!!

Berfikir lah penulis tentang kecemburuan itu ! apa yang salah dengan penulis. Padahal impian konyol penulis salah satunya pergi ke Kota Bandung, ingin sekali naik pesawat, dan ingin bernyanyi di panggung Nasional (impian konyol anak SMA). Maka semenjak saat itu penulis memutuskan untuk bergabung dalam organisasi bernama UKM Seni karena Cemburu salah satu factor Utamanya dan juga memang buat menularkan hobi bermusik juga. Singkat cerita akhirnya Mei 2015 penulis mewakili kampus untuk mengikuti acara Lomba Seni Mahasiswa Muhammadiyah di Universitas Muhamadiyah Cirebon. 2015 inilah mimpi konyol penulis yakni ingin pergi ke Bandung, Naik pesawat, dan bernyanyi di panggung nasional terwujud dalam satu waktu. Dan yakin dan pastikan itu salah satunya adalah karena factor kecemburuan. Maka penulis dengan yakin mengatakan bahwa “CEMBURU TIDAK SALAH”.

@el_mas