Gambar hanya pemanis semata |
Siang
ini saya teringat satu video yang sangat memukau dan inspiratif dengan judul “Kisah Seorang Tukang Kayu” barang kali
di antara anda pernah juga menyaksikan potongan video ini dan izinkan saya
menyampaikan cerita dalam video tersebut.
ALKISAH
Seorang
tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia
geluti selama ini. Puluhan tahun Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan
anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun
bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut
kepada mandornya.
Sang
Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu
terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia
juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua
ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah
untuk terakhir kalinya. Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia
berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka
ia
akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan
berkata,
"Kerjakanlah dengan yang terbaik
yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."
Tukang
kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia
asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari bahan bangunan terbaik,
maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara
yang buruk untuk mengakhiri karirnya.
………………………………………………………………………………………………..
Saat
rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor
memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!" Betapa
terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu
bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun
dengan asal-asalan.
DARI
CERITA DI ATAS DAPAT KITA AMBIL SEBUAH PELAJARAN HIDUP YANG MENYENTUH HATI. APA
ITU ? BAHWA LAKUKAN LAH YANG TERBAIK DALAM SETIAP TANGGUNGJAWAB YANG DI AMAHKAN
KEPADA KITA SEKALIPUN ITU KURANG KITA NIKMATI.
Sama
halnya ketika kita sedang di Amahkan untuk menjadi pengurus sebuah organisasi
mahasiswa. Terkadang kita surut akan semangat dalam berorganisasi dan bahkan
loyalitas dan komitmen kita hilang entah karena memang kita memiliki banyak Organisasi,
entah karena ketidaknyaman dalam berorganisasi ataupun karena merasa sudah tidak
satu visi dengan rekanan satu organisasi tersebut sehingga sudah ogah-ogahan dan
komitmen yang turun dalam berkegiatan.
Jika
hal itu terjadi pada anda, maka penulis menyarankan anda harus menyimak cerita
di atas degan seksama.
Dari
cerita di atas perhatikan dengan seksama ketika si tukang kayu di amanahkan untuk
membuat rumah, apa yang dia lakuakn ? dia membuat rumah itu dengan tidak ikhlas
dan komitmen yang baik. Si tukang kayu membuat rumah dengan bahan yang
biasa-biasa saja membuat rangka dengan sembarangan padahal di penghujung
jadinya rumah tersebut sang mandor menghadiahi rumah tersebut untuknya.
Coba
samakan dengan apa yang kita lakukan dalam berorganisasi. kita sering menganggap tidak nyamanya kita dalam organisasi, sehingga apapun yang kita
lakukan sudah tidak berdasarkan kecintaan yang intinya asal kerja (asal gawi)
tidak dengan kesungguhan padahal kita tidak tau barangkali apa yang kita
kerjakan dalam organisasi tersebut adalah sebuah investasi yang nantinya akan
kembali kepada diri kita sendiri.
Saya
masih ingat pesan salah satu sahabat kami bernama Mas Ayub As Ari (semoga beliau di sehatkan) saat ini
beliau menggwangi sebuah komunitas bernama “Sedekah Saweran”. Beliau berpesan
kepada penulis “Kerjakan sebaik mungkin apa
yang kamu bisa biarkan orang lain menilai” dan saya tambahkan “biar Allah yang memutuskan”. Sampai saat
ini masih terngiang kaliamat itu dalam fikiran penulis dan kalimat itulah yang
membuat penulis terus merasa mencintai setiap amanah dalam organisasi. Karena penulis
yakin apapun yang kita buat hari ini menjadi sebuah investasi untuk masa depan
nanti, mungkin jika penulis boleh berangan setiap apapun yang penulis lakukan
dalam berorganisasi, penulis yakin semacam "rumah yang di berikan sang mandor
kepada si tukang kayu " maka untuk itu penulis selalu mencoba melakukan hal
terbaik dalam menjalankan amanah dalam organisasi. Kalau begitu tidak ikhlas
dong karena mengharapkan imbalan. SALAH ?
Bedakan
perihal ikhlas dan loyalitas. Dan bagi penulis anda “salah” jika anda tidak punya kepentingan dalam organisasi
(besok saya buat Tulisan dengan judul
tersebut supaya jangan salah persepsi).
Lalu
sekarang peretanyaannya bagaimana mengukur perihal komitmen dan cinta dalam
organisasi ? jawaban kami adalah ketika anda merasa untuk terus berbuat untuk
organisasi, Organisasi tersebut terpatri dalam benak anda, anda selalu ingin
bertemu dengan sesame penggerak organisasi. Apakah dengan cerewt di Organisasi
juga bentuk komitmen dan cinta ? Maka jawabanya IYA,YES, BUJUR BANAR, KADA
SALAH LAGI ! karena menurut penulis dengan kita cerewet “yang positif” dalam tanda kutip anda tidak ingin kualitas
organisasi anda menurun sehingga anda barangkali sering emosi juga maka bagi penulis
selama itu baik maka itu adalah salah satu bentuk kecintaan dan komitmen anda
dalam organisasi tersebut.
Jika
di kaitkan dengan kalimat Mutiara bangsa arab, kita sering mendengar bahkan juga
barangkali hapal dengan kalimat MAN JADDA WA JADA “Barang siapa bersugguh – sungguh pasti akan dapat berhasil” maka peganglah
itu menjadi benteng diri dalam mengemban amanah organisasi.
Sahabat,
amanah adalah sebuah ladang pahala untukmu sama halnya dalam amanah organisasi.
Maka pertanyaanya bagaimana meningkatkan komitmen dalam organisasi maka penulis
menjawab mulailah dengan cinta karena KOMITMEN DI MULAI DENGAN CINTA
Banjarmasin,
January 6, 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar