Ilustrasi generasi Strowberry |
Dalam
tiga hari terakhir penulis alhamdulillah di bukakan pintu hati oleh Allah SWT
untuk di perjalankan dalam proses belajar dan menjadi seorang pembelajar. Tiga
hari terakhir Banjarmasin kehadiran salah satu guru kehidupan yang menurut penulis
sangat baik untuk generasi muda namun saying hari ini beliau harus meninggalkan
Banjarmasin. Beliau adalah Dwiyono Iriyanto., MM seorang tokoh Muhammadiyah
dari DI. Yogyakarta dan juga seorang Motivator dan memiliki Lembaga Training
bernama HDI Managament.
Pertama
kali pertemuan penulis adalah di salah satu Masjid di Banjarmasin dimana beliau
berbicara tentang janji Allah dalam Kitap sucinya bahwa umat Islam adalah
Khairu Ummah (Umat terbaik). Setelahnya penulis semakin termotivasi untuk hadir
dalam kajian beliau, sehingga penulis mengejar beliau dalam sebuah kajian
khusus ibu-ibu dan Alhamdulillah bapak dan calon bapak boleh ikut, dimana pada
waktu itu beliau mengangkatr tema “menjadi
orang tua zaman now”. Sebanarnya itu memang kajian umum untuk kita sebagai
makhluk Allah, tapi salah satu statement beliau, beliau berujar bahwa generasi
saat ini atau lebih tepatnya generasi yang lahir di era 2000-an ada yang oleh
Renald Kasali dalam bukunya yang berjudul “Strawberry
Generation” (Insya allah hari ini
saya cari ke Gramed…….Hhehehehee). Generasi Strawberry yang Coach Iriyanto maksud
bermakna generasi indah mempesona tapi di tengah keiindahan tersebut generasi
ini di tengarai adalah generasi yang mudah rapuh. Kita lihat buah strawberry,
dimana tampilannya sangat indah, menggugah selera, dan lain sebagainya tapi
ternyata di tengah keindahan dan panaran ketertarikan Strowberry mengandung
sebuah rahasia yang mana buah strawberry mudah sekali rusak dan busuk jika
hanya tergores sedikit. Maknanya apa ? artinya generasi saat ini adalah
generasi yang lemah, generasi yang mudah rapuh, bukan menjadi generasi petarung,
generasi yang mudah putus asa hanya menginginkan sesuatu yang instan dan mudah
karena kecanggihan teknologi sehigga membuat generasi strawberry menjadi manja
dan di manjakan.
Lalu
penulis berfikir apa benar generasi Strawberry hanyalah mereka yang lahir di
era millennial atau era 2000 an ke atas. Apakah penulis dan anda juga merupakan
generasi strawberry yang mudah rapuh tersebut. Artinya kita yang hari ini masih
berkisar usia di bawah 25 tahun menurut penulis juga berdampak terhadap teori
yang di sampaikan oleh Coach Renald Kasali.
Setelah
mendengar istilah tersebut, penulis akhirnya mencari tau synopsis yang dimaksud
oleh Coach Renald Kasali terkait generasi Strawberry yang di maksud. Penulis
mencoba menganalisa terkaati dengan Teori Strawberry Generation yang penulis
lihat dari sudut pandang anak muda kekinian terkhususnya di usia-usia sebagai
mahasiswa.
Fenomena
Strawberry Generation penulis mulai dari sebuah cerita ketika penulis masih
berstatus mahasiswa aktif pernah menjadi bagian dari TIM orientasi kampus. Ceritanya
adalah ada dari salah satu peserta Orientasi yang telat datang sebgaimana waktu
yang telah di jadwalkan yakni pukul 06.00 Wita sudah harus berada di arena
Orientasi karena ada senam dan jadwal orientasi yang lain. Namun sang peserta
datang sekitar hamper pukul 10.00 Wita, dan barangkali juga bukan sesuatu yang
aneh. Namun yang berbeda adalah sang anak ini datang Bersama sang Mamah ke arena
orientasi dan itu membuat kami semua waktu itu kaget. Ada apa gerangan ?
setelah selidik dan selidik ternyata menurut keterangan sang Mamah, si Anak ini
sebenarnya sudah siap-siap untuk berangkat namun tenyata tidak juga berangkat-berangkat
karena takut, khawatir, malu dan lain sebagainya dengan yang namanya Orientasi
mahasiswa baru atau lebih sering di kenal sebagai Ospek dan mau berangkat jika
di temani sang Mamah. Setelah terus menggali dan menggali penulis temukan
ternyata sang anak dengan Usianya yang sudah mahasiswa ini ternyata masih belum
bisa lepas dari sang Ibu terhadap Kesehariannya bahkan ternyata setelah beberapa
pekan kami sebenarnya tetangga dengan rumah Kontrakan yang penulis tempati.
Dari
sepenggal cerita di atas, maka penulis mengaitkan dengan Strawberry generation
tidak hanya mereka yang lahir di era 2000 an ke atas namun juga meraka yang berusia
20 – 25 tahun. Ini merupakan sesuatu yang berbahaya untuk anak dan juga masa depannya.
Bayangkan saja jika kita memiliki mentality seperti cerita di atas seumur hidup
apa yang akan terjadi. WAH ITUKAN HAK DIA, NGAPAIN JUGA JADI URUSAN ? Iya,
memang hak keluarga tersebut tentang bagaimana mendidik anaknya namun itu
menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan kalau nanti dalam perjalananya menempuh studi
dengan tidak bermentalkan seorang petarung bagaimana kita akan menghadapi
tantangan.
Hari
ini yang di butuhkan oleh Mahasiwa hari ini adalah attitude mentality bukan
hanya intelektual. Bayangkan masih saja kita menemukan kalau di antara kalangan
mahasiswa masih malu bertemu dengan dosennya untuk melakukan bimbingan dan lain
sebagainya. Dari contoh tersebut di khawatirkan jika kita hanya focus kepada
intelektual semata tanpa membarengi mereka dengan mental fighting mereka akan
kalah dengan keadaan. Bagaiman mungkin seorang yang misalnya memiliki indeks prestasi
namun ketika di berikan sebuah masalah tidak mampu untuk menyelesaikan masalah
tersebut, tidak mampu menjadi seorang problem Solving di dunia kerja nantiya. Lalu
pertanyaannya adalah apakah kita sebagai mahasiswa menerima keadaan ? tentunya
tidak ! kita yang harus memiliki kepentingan terhadap diri kita sendiri. Karena
apa ? menurut penulis 70 % mahasiswa harus mempertanggungjawabkan sendiri masa
depannya ! karena apa setelah selesai menempuh studi rasanya anda sendiri yang
memikirkan nasib anda sendiri, anda sendiri yang mencarikan diri anda pekerjaan
dan mohon maaf bukan lagi menjadi tanggungjawab institusi dimana anda menempuh
kuliah.
Dan
menyiapkan itu semua seyogyanya adalah ketika anda berstatus sebagai mahasiswa,
karena itu waktu dimana anda memiliki waktu yang relative lebih banyak dan
lebih banyak juga kesempatan tersebut di sekeliling anda. “Mahasiswa bukan hanya sekeedar belajar” itulah barangkali yang di
utarakan oleh Najwa Sihab dalam salah satu seminarnya. “mahasiswa harus memiliki keunggulan Indeks prestasi, namun yang tidak
kalah pentingnya mahasiswa harus memiliki leadership dan juga kemampuan menganalisa
masalah” Anies Baswedan dalam salah satu video di instagramnya. Dan itu
tidak cukup anda dapatkan jika anda hanya duduk di dalam tembok kelas dan anda
harus keluar mencari di luar tembok tersebut dan salah satu caranya adalah
dengan berinteraksi dengan lingkugan social dalam ORGANISASI.
Sahabat,
setelah anda membaca tulisan ini tanyakan dalam hati anda “APAKAH AKU GENERASI
STRAWBERRY tersebut !
Banjaramsin,
25 January 2018
Salam
@el_mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar