Fenomena Remaja DILANda FILM


 Jangan Rindu, ini berat. Kau tak akan kuat, biar aku saja.
Pernah mendengar kalimat itu ? atau mungkin sering banget kali ya ! Ya dalam beberapa waktu belakangan kalimat ini sedang menjadi tranding topik di Media social bahkan parodi dan meme nya sudah berdiaspora dan menyebar di kalangan pengguna media social.
di tengah keadiran Film yang di angkat dari Novel karya Pidi Baiq, Indonesia di satu sisi patut berbangga, karena mampu menggaet animo penonton yang sangat besar. sejak tanggal rilisnya saja sampai hari ini telah mencapai 4.3 juta penonton (di kutip dari www.tribunnews.com). Keberhasilan Film ini mencapai penonton sebesar itu selian di dukung oleh kampanye melalui media sosia dan juga baleho di setiap kota di Indonesia, juga karena terlebih dahulu novelnya menjadi best seller di kalangan pemburu Novel. Namun ada hal menarik yang ingin penulis paparkan dalam tulisan kali ini di luar konteks keberhasilan Film Dilan yang penulis fikir merajai film di awal tahun 2018 ini.

Genre romansa percintaan yang DILANda remaja SMA memang menjadi tema utama dalam Film DILAN. Sehingga tidak salah barangkli jika penonton Film DILAN banyak dari kalangan remaja baik remaja SMP, SMA dan juga anak Kuliahan. Dan itu sah-sah saja karena memang sekali lagi genre film tersebut mengangkat anak remaja sebagai latar belakang utamaya.

Sebuah Analisa penulis muncul pasca Rekan penulis bercerita terkait dengan pengalamannya menonton film DILAN 1990 di Bioskop. Dia berujar “yang menonoton banyak kalangan remaja yang bersebelahan dengan pasangannya, yang menurutku mereka rata-rata anak Sekolah dan Mahasiswa yang pacaran”. Sekali lagi ini sah-sah saja karena memang di Bioskop tidak aturan yang mengatur dengan siapa kita boleh menonton Film.


Walau penulis juga harus mengakui penulis belum menyaksikan secara langsung bagaimana sebenarnya alur cerita DILAN 1990 dan dinamika antusiasme penonoton. Namun dari paparan kawan tadi itu juga perlu menjadi kewaspadaan terhadap generasi muda hari ini apalagi remaja yang masih belum bisa menganalisa mana film dan mana dunia nyata ! sedikit banyak film sebagai visual juga akan menjadi kiblat kehidupan generasi muda. Contoh sederhana di dulu saat sangat ramai sekali Sinetron Anak Jalanan coba lihat remaja kita bagaimana mereka akhirnya menganggap gang motor dan meneyelesaikan masalah dengan berkelahi adalah hal yang lumrah dan sebagainya.

Dan lagi-lagi Jika kita tidak mensortir diri secara bijak dalam menaggapi Film Dilan bukan tidak mungkin remaja kita akan terarahkan dalam dunia social mereka terhadap film DILAN. Misal masalah pacaran di kalangan mereka. Bukan tidak mungkin awalnya mereka romantic-romantisan namun lama kelamaan secara tidak langsung sedikit demi sedikit adegan yang tidak pantas akan terikuti secara tidak langsung yang nantinya juga akan menjadi sebuah gejala social. Ingat tidak semua dari penonton memiliki pemikiran yang dewasa dalam menyikapi sesuatu bahkan kami yakin ada dari mereka hanya melihat secara visual tanpa melihat konteks FILM yang harus kita yakini itu hanyalah acting semata. Namun bagi mereka yang menyaksikan hanya sebagai visual tanpa melihat konteks, mereka akan menjadikan itu sebagai sebuah arah untuk berbuat di dunia nyata, kalo boleh penulis menyebutkan terutama remaja SMP dan mungkin juga SMA.

Disinilah peran orang tua di era HiTech & HiToch harus berperan aktif menjaga generasi muda kita. Untuk terus menjalin komunikasi terhadap anak bukan hanya mengandalkan pihak sekolah atau kampus dalam mendidik mereka. Sekolah hanya mendidik selama 6 - 8 Jam sehari dan sisanya adalah orang tua kembali sebagai guru kehidupaanya. Remaja hari ini bukan hanya dididik untuk menajdi cerdas secara kognitif tapi juga harus beretika secara afektif. Baik etika bersosial, etika dengan orang tua terlebih terhadap lawan jenis. Karena jika rusak generasi hari maka rusak juga generasi di masa depan.

Sahabat, melalui tulisan ini bukan berarti Kami mlarang anda untuk menyaksikan DILAN 1990. Karena biar bagaimanapun itu hak anda. Karena bagaimanapun Fenomena Remaja DILANda FILM tidak akan bisa terelakkan di tengah keterbukaan informasi saat ini.
Banjarmasin, 7 February 2018
Salam

@el_mas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard