“Indonesia Negerinya para koruptor, setelah kuras uang negara
mereka lari ke singapura”
Itulah
syair yang kami tulis dalam sebuah lirik lagu 6 tahun lalu yang kembali hari
menjadi sebuah cerminan yang menjadi realita saat ini.
Di
kutip dari laman www.krimonologi.id manusia
35 Triliun, Sang Mega Koruptor honggo Wendratno sedang tertangkap kamera menikmati
dengan santainya uang kita dengan secangkir teh. Ntah apa yang di fikirkan tapi
kasus yang sudah sejauh mana akan terkuak kelak yang bagi penulis masih tumpul
untuk di prediksi endingnya oleh sang pemangku kebijakan hukum.
Di
luar Konteks mega koruptor masih banyak permasalahan yang cukup kompleks yang
melanda Negeri ini. Yang jika di catat satu persatu mungkin akan menjadi sebuah
buku saku yang baik untuk di musiumkan dan pada waktu yang tepat di buka
kembali menjadi sebuah reference dalam merefres kembali tata kelola kebangsaan.
Hari
ini selain di kejutkan dengan larinya Manusia 35 Triliun yang entah kapan akan
kembali ke Tanah Air. Kita di kejutkan dengan Hasil paripurna DPR RI tentang
Undang-undang Aneh yang bernama UU MD3. Yang membuat aneh adalah ketika rakyat
akan di pidana ketika memberikan kritik kepada sang dewan terhormat. Mengapa penulis
katakan ini aneh, apakah mereka tidak ingat dari mana mereka berasal dan
menikmati fasilitas negara yang demikian. Dengan tegas penulis katakan “HAI,
YANG KAU KATAKAN DIRIMU TERHORMAT DAN MENGAKU PEJABAT, KAU DUDUK DISANA BERKAT
KAMI, KAU DUDUK KARENA KAMI MENCONTRENG WAJAH LUGUMU, KAMI HARAPKAN DENGAN
TERPILIHMU AKAN MEMPERJUANGKAN SESUAP NASI YANG KAMI MAKAN UNTUK BESOK SIANG
BUKAN UNTUK UPAYA CARA MENJERUMUSKANKU
KE PENJARA”.
Belum
lagi isu kesepakatan mereka yang inging menambahkan kursi pimpinan di
masing-masing level lembaga baik DPR RI, DPD RI dan MPR RI. Yang bukan tidak
mungkin itu adalah sebuah strategi dalam upaya mengakomodir kepentingan
kebutuhan jabatan politik. Atau dengan kalimat lain iniadalah cara bagi-bagi
kursi pimpinan yang konstitusional yang seolah lah ini adalah kesepakatan
rakyat Indonsia yang di wakili oleh mereka yang duduk di parlemen.
Kasus
lain yang akhir-akhir ini menjadi sebuah keresahan masyarakat adalah ketika
semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas orang GILA di Negeri ini. Dan lagi-lagi
sebuah fenomena yang aneh ketika kualitas orang gila tersebut teruji dengan
mereka menyerang ulama islam dalam melampiaskan kegilaannya. Sebut saja KH.
Umar Bishri di Cicalengka dan Ust. R. Pranoto di Cigondoh, dan aneh ketika pihak
berwenang langsung klaim bahwa pelaku adalah orang yang berketebelakangan
mental tanpa melakukan test psikologis dan lain sebagainya. Namun ntah benar
atau tidak jika di runtut kebelakang di temukan sebuah fakta bahwa mereka pelaku
pernah menggunakan baju khas salah satu kandidat yang bertarung di salah satu provinsi
dan alahamdulillah kalah. Apakah itu yang dinamakan orang gila ?
Jika
lagi-lagi kita kembali membuka tumpukan buku sejarah kita apakah ini sama kasus
SEJARAH PAHIT Negeri ini dimana Komunis menjadi sebuah jamur di sekitar
Masyarakat. Artinya dahulupun pihak PKI memang sangat bermusuh dengan ulama
karena bagi mereka agama adalah candu. Jika kita kutip dari pernyataan Ust. Alfian
Tanjung dan juga beberapa video Habib Rizik Shihab serta kita kembalikan ke
dalam realita di masyarakat maka barangkali potensi kebangkitan Komunis di
tanah pancasila ini benar adanya bukan isapan jempol belaka.
Kembali
pada topik awal. Judul yang sangat sangat menggelitik barangkali seolah-olah
Negeri ini hanya di miliki sebagian kalangan semata. Tapi dengan tegas penulis
katakan hari ini secara persentase kependudukan umat islam memiliki kuantitas
masih di atas 80%. Jika kita hari ini umat islam merasa tidak puas dan penulis
fikir secara umum sangat tidak puas dengan mereka yang hari ini menikmati suara
kita di sana. Maka salah satu caranya adalah HAKIMI mereka. Karena bagi penulis
rakyat adalah hakim yang sangat adil untuk menentukan nasib mereka sendiri. Bayangkan
jika mereka yang selama ini yang siang malam nampak di media dengan berita yang
tidak pro terhadap kita, maka jangan lagi pilih mereka di 2019 untuk duduk
sebagai pemangku kebijakan di Negeri yang kita cintai. Tidak boleh umat islam
beranggapan bahwa siapapun yang jadi dan duduk di parlemen ataupun pemerintahan
tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kehidupan keluarganya. Ingat kelangkaan
dan pencabutan subsidi gas 3 Kg hari ini atas keputusan siapa ? yang hari ini
harga di pasar dimana uang 50.000 tidak lagi menjadi sesuatu yang berarti keputuan
siapa ? yang hari ini tenaga kerja China menyebar di belahan Indonesia atas
kebijakan siapa ? siapa yang menjual aset-aset Negara yang potensial ke pihak
asing ? dan siapa yang di rugikan ? sudah pasti kita sebagai masyarakat. Terlepas
dari apapun dialeg alasan-alasan pemaganku kebijakan tentang keputusan itu tetap
saja tebal atau tidaknya asap dapur kita sebagai umat islam dan sebagai
masyarakat semua tergantung kebijakan mereka. Semakin umat islam antipati
terhadap politik maka semakin hari semakin kacau kehidupan dalam ruang lingkup
kecil keluarga kita.
Kita
ingat gerakan 212 telah membangkitkan gelora persatuan dan kesatuan umat islam
dalam rangka menyatukan rasa senasib sepenaggungan dan alhamdulillah umat islam
telah berhasi menghancurkan tirani di DKI Jakarta dan Insya allah itu adalah pilihan
terbaik. Dengan dua orang islam garis lurus saja di DKI Jakarta telah berhasil
membuat terpingkal pingkal musuh umat islam sampai sepakbola di jadikan
kekhawatiran kekalahan popularitas (baca :
Negarawan Ksatria atau Ksatria Ketakutan) belum lagi hanya dengan bubuhan
tanda tangan seorang Anies Baswedan izin usaha prostitusi kamuflase griya pijat
Hotel Alexis di berangus habis.
Sudah
saatnya umat islam bersatu jangan mau di adu domba oleh pihak-pihak tidak
beragama dan cenderung otak dan fikirannya sudah tidak mempercayai adanya surga
dan neraka. Umat islam YANG BERIMAN harus maju ke depan rebut kekuasaan jangan
serahkan kepada mereka yang mengaku islam tapi tidak memiliki iman di hatinya apalagi
di luar agama dan kepercayaan kita dan itu sudah jelas perintah Al-Qur’an. Kalau
kita masih tidak meyakini peritnah terbut maka anda perlu memperdalam lebih
lanjut tentang perintah tersebut dan pertanyaakan diri kita sebagai umat
beriman. Jangan umat islam di perbudak oleh isu hoax yang berkembang karena
dengan isu-isu demikianlah mereka berupaya memeceh belah umat. Umat islam harus
ikut komando ulama garis lurus apapun baground organisasi kita. pemuda islam
harus berada di jalur utama jihad ini karena jumalah kita sebagai pemuda sangat
besar. Data meyebutkan 60% pemilih di saat ini adalah pemilih pemula. Hentikan segala
bentuk pembodohan media sosial dan juga game-game online sehingga kita antipati
terhadap politik. karena apa ? karena HANYA UMAT ISLAM YANG MAMPU SELAMATKAN
INDONESIA.
Banjarmasin 22 Februari 2018
@el_mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar