Jangan Rindu, ini berat. Kau tak akan kuat,
biar aku saja.
Lagi-lagi
kali ini penulis menggunakan redaksi kalimat yang beberapa waktu terakhir
teramat sangat ramai di media sosial baik di tweeter ataupun Instagram terutama
melanda kalangan remaja dari tingkat Sekolah, Mahasiswa, hingga yang sudah
dewasa. Dan nampaknya IMPact atau dampak dari hadirnya FILM DILAN di belantika
perfilman mampu merubah sedikit banyak culture sosial remaja kebanyakan. Bahkan
di Kalangan mahasiswa sendiri dengan hadirnya DILAN ini bisa mengalihkan
kehebohan #KartuKuningJokowi
Tadi
malam rasanya bagi penulis merupakan kilas balik ghirah dan semangat, serta
rasa penulis sebagai seorang mahasiswa. Mengapa demikia ? karena tadi malam
kita di hidangkan oleh Najwa Shihab sebuah tayangan yang melahirkan kembali,
mengingat kemabli, serta sebuah ajakan kembali kepada mahasiswa bahwa mahasiswa
masih tetap ada di tengah apatisme definisi mahasiswa kebanyakan hari ini.
Bagaimana tidak 5 orang mahasiswa di hadirkan yang mencoba menyadarkan
mahasiswa lainnya bahwa mahasiswa itu bukan hanya duduk di kelas mendengarkan
ceramah lalu keluar dalam tembok kerdil dan kembali ke rumah tanpa ada sesuatu
yang di lakukan.
Penulis
akan mengulas terkait materi diskusi yang di hidangkan di Mata Najwa semalam ?
-
Najwa Shihab memulai
pembicaraan dengan bagaimana sebanarnya kronologis aksi yang di lakukan oleh
Zaadit Taqwa, apakah merupakan aksi pribadi atau merupakan aksi BEM UI sendiri.
Zaadit berujar
itu murni gerakan kritik yang di lakukan oleh BEM UI dan itu merupakan cara
terakhir yang dapat di lakukan dan pilihan lain seperti turun ke jalan tidak
memungkinkan karena pengamanan yang sangat ketat ketika acara di Universitas
Indonesia. Dan walhasil seantero negeri akhirnya tahu dan mengerti Moral
Massage yang ingin di sampiakan BEM UI.
-
Ada yang menggelitik
yang di sampaikan oleh politisi PDIP Adian Napitupulu (kalo lihat sejarah sih aktivis 98) dan alhasil argumennya pun
mencoba untuk meruntuhkan gerakan Zaadit Taqwa dan BEM UI karena kan kita tau
meraka partai pemerintah ya. Hehe
Adian berujar
“Legitimasi moral Kartu Kuning terkait asmat tidak kuat, karena BEM UI belum
turun langsung menghirup aroma keringat
langsung Suku Asmat di PAPUA, jangan hanya penguatan berasal dari buku bacaan.
Dan lagi-lagi menurut penulis ini adalah sebuah pembenaran untuk memenangkan
argument
Jawaban
penulis : perlukah saya untuk mati dulu untuk meyakini bahwa Siksa kubur atau
surga dan neraka itu ada.
-
Hal menarik di sampaikan presiden BEM IPB bahwa kenapa mahasiswa sekarang kurang analisis terhadap lingkungan sosial ? “saya
gak ikut praktikum aja
saya ga boleh ikut UAS”Karena Sistem pendidikan kita yang akhirnya mengalihkan pandangan mahasiswa hari ini. Bagaimana mahasiswa memeras
waktunya sehari bahkan hingga malam berkutat dengan tugas, kuliah ceramah,
kerja kelompok
dan lainya yang memang kuantitas mata kuliah dan beban belajar yang sangat
banyak. Namun apakah itu menjadi alasan ? tentu juga tidak. Tapi di sisi lain itu yang menghalangi kreatifitas fikir
mahasiswa, di tambah dengan beberapa otoritas kampus lagi yang tidak senang ketika mahasiswa aktif dalam
Organisasi. Yah begitulah !
-
Jend. Muldoko sebagai
Kepala Staff
Khusus presiden
dalam penyampaiannya mengagungkan agungkan pencapaian pemerintahan yang ada dan penulis menyampaikan itu adalah sesuatu yang baik dan terimakasih. Tapi di luar konteks klaim tentang pembangunan Jalan Tol papua dan lain sebagainya ada hal lain bapakku yang terhormat yang ingin masyarakat rasakan. Bagaimana
dengan impor
beras di negara Agraris, Impor Garam di tengah Kubangan Laut, Impor kedelai, harga melambung Tinggi, Tenaga
Kerja Asing semakin menjadi-jadi di perusahaan
yang konon izinnya ada dengan tujuan mengakomodir pekerja Indonesia, Kasus pembunuhan Ulama, Hoax
pemecah belah bangsa, belum isu kebangkitan Komunis di
Tanah Air Indonesia (benar atau tidak
tanda dan rasa-rasa palu arit sudah
tampak) dan banyak hal yang perlu menjadi juga prioritas. Tidak bisa anda menyalahkan mahasiswa untuk mutlak
melihat data keberhasilan pemerintah sehingga menganggap dan mengesampingkan yang lain. Tugas pemerintah adalah mensejahterakan masyarakat dan jika ada
keberhasilan itu wajar karena amanat Undang-undang dasar juga demikian dan
tugas masyarakat yang anda pimpin adalah mengingatkan, jadi jika anda di ingatkan jangan
anda menyalahkan mereka. Ingat anda di pilih atas amanat masyarakat termasuk mahasiswa. Jika anda
tidak ingin di kritik laksanakan amanat rakyat sesuai dengan harapan mereka ketika anda di amanahkan.
-
Pesan yang di sampaikan oleh presiden BEM UGM bisa menjadi sebuah renungan bahwa ketika
mahasiswa itu kritis (kontra) terhadap pemerintah bukan berarti dia anti pemerintah dan jika dia pro terhadap kebijakan pemerintah bukan juga berarti mendukung pemerintah. Mahasiswa menjadi intermedia reaktor antara
kedua kubu tersebut.
“Idealisme
adalah Kemewahan terakhir yang hanya di miliki oleh pemuda” Tan Malaka
"yang berat itu bukan rindu, yang berat itu adalah mengembalikan mindset mahasiswa untuk kembali ke Khittahnya sebagai mahasiswa " @el_mas
Banjarmasin, 8 February 2018
Salam
@el_mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar