TERJEBAK NOSTALGIA PILPRES


Saya ingin Memulai dari 2 narasi yang akan mengantarakan kita Pada kesimpulan akhir nanti. 
  1. Orang Indonesia Cepat Kaget Gampang Lupa
  2. Jejak digital itu lebih kejam dari pedesnya omongan tetangga.  😁
Sebagai pengatar awal, Saya masih ingin menggunakan narasi "Cepat Kaget Gampang Lupa" seperti tulisan saya sebelumnya tentang sebuah fenomena lagu Sayyidah "Aisyah Istri RasulAllah" dimana pada intinya pada tulisan itu jangan sampai kita latah/Cepet Kaget namun gampang melupakan apa masalah yang sesungguhnya yang sedang menggorogoti Negeri ini. 

Saya Ingin Coba menambahkan contoh kelatahan nitizen negara +62. beberapa waktu lalu tepatnya 5 April 2020 Jagat Twitter (Saya ngamatinya Twitter soalnya) ramai dengan pemberitaan yang menyebut diri sebagai "Aliansi BEM Jakarta", Yang saat itu membuat nitizen naik darah dengan narasi bahwa kebijakan Pemprov DKI berkenaan dengan Fasilitas Hotel Bintang 5 milik Pemprov DKI tersebut sebagai sesuatu yang berlebihan.  kali pertama saya buka berita tersebut saya langsung reflex tertawa dan ucap kata "brengsek".  walau lambat laun masing-masing dari BEM yang namanya di catut akhirnya merilis pernyataan bukan bagian dari mereka. Nah kembali ke Narasi Cepet Kaget Gampang Lupa tadi sekarang udah hilang tuh kehebohan tentang itu semua walalupun menurut saya ngapain juga ngehebohin orang "dungu" macam mereka diteruskan, "Stop making stupid people famous". saya tadinya berfikir bahwa prank prank gelo dan bodoh di YouTube aja yang bisa buat terkenal, ternyata ada yang lebih rendah dari pada dan itu Adalah ....... silahkan tafsirkan sendiri. Sekali lagi ini telah dilupakan dan mungkin mereka saat ini sedang Ngopi sambil tertawa melihat mereka jadi trend setter sesaat.

Saya secara pribadi setelah melihat dan membaca beberapa laman media online yang banyak sekali memuat berita mereka, pada saat itu langsung mengidentifikasi dan mencari tahu siapa saja yang berada dalam golongan aliansi tersebut. Setelah telisik punya telisik di mesin pencarian, ternyata mereka masih merupakan bagian dari Orang-orang yang "Terjebak Nostalgia Pilpres". bahkan saya Mau katakan bahwa jejek digital mereka lebih condong kepada pemain buzzer Politik yang memang dalam demokrasi hal itu tidak bisa di pungkiri keberadaannya benar adanya. 

sebagai seseorang yang juga pernah hidup dan berada pada lingkaran seperti mereka (lingkaran pergerakan), saya tidak terkejut dengan apa yang mereka sedang mainkan. jika di ibaratkan permainan catur , mereka hanya sebatas Bidak Catur, dan yang lebih berbahaya dari  permainan itu Adalah siapa yang sedang bermain catur tersebut, bukan hanya sekedar pion dan Benteng yang dia mainkan, raja dan ratu  sekalipun sang pemain bisa mainkan dengan cantik. 

"Terjebak Dalam Nostalgia Pilpres" itulah kesimpulan saya terhadap kehadiran mereka di tengah -tengah pertarungan kita terhadap pandemic Covid 19, tapi bukan saja kita yang sedang berTARUNG tapi elite Politik Negeri ini juga tanpa perlu memuanfikkan diri saat ini sedang berTARUNG gengsi ditengah pusaran wafatnya pejuang medis menghadapi Covid 19. sang petarung catur tidak ingin nampak memainkan pertahanan lapis kedua, mereka kerahkan pion terlebih dulu untuk berTARUNG . 

untuk mengakhiri goresan pena saya ini, izinkan saya yang juga pernah berada pada lingkungan Aktipis  (Aktif ketika dompet Tipis), Khususnya kalangan yang menasbihkan gelar Mahasiswa sebagai jalannya untuk jangan vulgare untuk menjual diri. Kalo memang sudah tidak Ada jalan lain untuk menyambung nafas untuk beli rokok yah mainnya jangan kotor, kalau ingin juga mengotori diri untuk menyambung hidup maka jangan gunakan gelar mulia Mahasiswa.  Karena diluar sana masih banyak yang menaruhkan harapan besar, bahwa gelar Mahasiswa akan memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar serta diluar sana masih banyak Mahasiswa yang sedang berjuang menyusun puzzle untuk Indonesia yang lebih baik. 

Sekali lagi jika ingin menyambung hidup dengan   itu, bermain lah yang cantik seperti tiki taka barcelona yang tidak tampak membodohi musuh saat bertanding, Karena apa ? Karena jejak digital itu lebih kejam dari omongan tetangga yang bisa jadi buat keluarga kamu malu. 


JANGAN LUPA TETAP TERSENYUM
#Belajar.berfikir 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard