Jika anda tadi malam tertanggal
11 Januari 2018, meyaksikan acara hitam putih yang di pandu oleh Deddy Corbzier
dimana menghadirkan dua anak muda yang saat ini menjadi salah satu public figure
di media social terutama di Instgaram yaitu @NunuZoo dan @arbae7, maka menurut penulis
anda adalah orang yang beruntung dalam konteks jika anda mau mempeljari kehidupan
dari acara tersebut.
Penulis menyaksikan ulang
di Channel Youtube
Di segment terakhir, penulis
sangat merasakan getaran hati ketika kalimat penutup yang di sampaikan oleh
Sang pembawa acara yang kurang lebih kalimatnya seperti ini.
“jangan
hanya menaruh sesuatu karena untuk membuat orang lain mengatakan anda keren, ganteng,
bagus, cantik. Namun berilah sesuatu yang mampu mengubah Indonesia ini keadaan sahabat-sahabt
kita ini to Impact people”………………………………………………………jika
anda mengatakan pada orang tua anda bahwa anda cita-citanya ingin menjadi
seorang selebgram pasti anda di ketawain oleh orang tua anda, mengapa ? karena
saya rasa orang tua anda tidak mengerti tentang hal tersebut. karena menurut
mereka, pekerjaan adalah pekerjaan pekerjaan lama yang ahrusnya di kerjakan. Tapi
pertanyaan saya adalah apakah itu salah jika itu bisa membuat orang terkenal di
dalam senuah dunia yang baru bukan dunia monoton seperti dulu, dan saya juga
yakin banyak sekali dari kalain semua yang ingin melakukan sesuatu dan punya cita-cita
sesuatu tapi tidak berani memulai dan tidak berani melakukan, kita tidak bicara
selebgram kita bicara apapun itu, akhirnya yang ada adalah kalian mengikuti
jejak orang kebanyakan, apa itu jejak orang kebanyakan yakni sekolah tinggi,
lulus, cari kerja (jejak orang kebanyakan). Saya tambahi Sekolah, susah, stress
lulus, kerja (belum tentu ada kerja). Kenapa ? karena kalau orang melakuakn hal
yang sama kesepatannya akan semakin berkurang tapi saya yakin semua orang yang
menonton acara memilii cita-cita di berbeda daripada itu namun anda takut untuk
memulai, anda takut mengatakan itu pada orang tua anda, anda takut melakukan
karena anda takut anda gagal………………..kalau anda tidak pernah untuk memulai anda
tidak akan pernah tau anda akan bisa atau tidak, lebih baik mencoba atau gagal dari
pada anda tidak pernah mencoba sampai sat nanati anda sudah tua dan anda
mengatakan coba kalau saya coba dulu “”walaupun itu gagal coba”” kalau anda
merasa itu bagus untuk anda dan anda menginginkan itu maka apapun cita-cita
anda, apapun yang ada pada fikrian anda di luar orang kebanyakan maka lakukan”
Sebuah ulasan kalimat
yang akan menggetarkan hati penulis dan
barangkali and ajika anda mau berfikir.
Sering kebanyakan dari
melakukan sesuatu atau barangkali mengonsep sesuatu hanya untuk sebagai pelampiasan
aktualisasi diri (penulis juga pernah seperti
demikian) namun kita tidak pernah berfikir tentang apa yang kita lakukan
ini, bagaimana impact/dampak apa yang saya lakukan ini. Sebagai contoh dalam
sebuah organisasi kita sering melakukan hal yang hanya memikirkan jangka pendek
semata atau berfikir yang penting terselenggara, misalnya penulis dulu sewaktu
aktif dalam kegiatan kemahasiswaan menyiapkan regenerasi dalam hal perkaderan
organisasi hanya memikirkan yang penting terlaksana dan pengganti kami ada yang melanjutkan
estafet organisasi ini sehingga kegiatan hanya di design agar menyelesaikan proses
perkaderan tanpa memikirkan apa yang harus di buat setelah ini padahal
jauh-jauh hari guru organsiasi penulis pernah mengatakan “secara umum kebnayakn orang yang mengikuti kegiatan training atau motivasi
itu hanya berdampak tidak lama, iya ketika di waktu tersebut dia akan
termitivasi dan memiliki semangat yang luar biasa, namun dampaknya akan hilang
jika tidak ada stimulus lanjutan pasca training” dan penulis merasa tidak
berhasil ketika itu dan merasakan kekecawaan terhadap diri pribadi ketika hari
ini termasuk saat penulis menulis tulisan ini terhadap apa yang telah penulis
tanam namun tumbuh dan dan menghasilkan buah tidak seperti yang di harapkan
dari benih tersebut.
Dalam konteks lain dalam pernyaan
deddy di atas, kita barangkali dalam kehidupan sering tidak singkron antara
keinginan pribadi dan juga keinginan dan harapan orang tua dalam hal ini misalnya
dalam memilih jurusan ketika memasuki kuliah. Dan jika boleh penulis berujar, penulis
barangkali orang yang menganggap diri sebagai orang yang salah masuk jurusan
ketika kuliah jika di lihat dalam konteks keterampilan dan bakat yang penulis
rasa miliki, dan penulis sadar akan hal itu. Jika anda sahabat juga merasakan
hal tersebut mari jalankan keterasalahan jurusan anda dengan cara yang berbeda.
Barangkali penulis melakukan perjalanan kuliah selama tiga semester sama seperti
mahasiswa kebanyakan kuliah pulang kuliah pulang dan rasanya itu sangat
membosankan sampai akhirnya penulis memutuskan untuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
dan singkat cerita ternyata kenikmatan berorganisasi itulah yang mengantarkan
terbukanya pola berfikir penulis. Sampai tulisan ini kami rilis seyogyanya penulis
barangkali saat ini harusnya berada di Surabaya Bersama rekan-rekan seangkatan
untuk melaksanakan praktik profesi perawat namun penulis belum mengambil profesi
tersebut. Lalu mengapa ? padahal orang tua berharap besar penulis menjadi seorang
tenaga kesehatan ! JAWABANNYA, penulis tidak ingin menjadi orang kebnyakan atau
menjadi mahasiswa kebanyakan, penulis berfirkir jika kami dalam satu angkatan
saja 150 orang maka setelah lulus kami juga akan beratarung dalam percaturan mencari
kerja minimal dengan 150 orang tersebut belum lulusan dari instansi lain. Apakah
artinya penulis psemis ? TIDAK ! Penulis hanya ingin bersifat idealis dan
realistis. Penulis reaslistis karena
realitasnya memang demikian hari ini sangat banyak persaingan dalam keilmuan penulis
jika hanya bersaing memperebutkan posisi yang sama dan apakah artinya penulis
akan kalah dan realitas besarnya akan demikian. Lalu apa yang ingin penulis
buat ? penulis ingin berbuat lebih dari pada itu dan menyiapakan diri seperti prajurit
yang ingin berperang yang menyiapkan peluru atau seperti akan melaksankan
kongres ada yang di namakan pra-kongres sehingga nanti ketika kongres sudah siap
dengan situasi dan dinamika yang terjadi di dalam forum. Hubungannya dengan penulis
adalah penulis ingin mempersiapkan diri sebelum bertarung dalam realita
kekejaman kehidupan lebih dulu sebelum nanti bertemu dengan kehidupan yang menurut
penulis tidak lebih muda dari hari ini. IDEALIS ! penulis rasa sampai hari ini penulis
belum selesai dalam berorganisasi dan memberikan dampak manfaat kepada anak
muda sekitar yang mana dalam proposal kehidupan penulis tertuang bahwa penulis
ingin menjadi jembatan generasi muda untuk berubah, dan hari ini penulis sedang
melaksanakan itu secara perlehan untuk Bersama menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin
di masa depan minimal dalam lingkup yang lebih kecil. Lalu apakah orang tua
setuju ? tentu seyogyanya orang tua belum mengerti dan barangkali tidak mengerti
tentang hal ini namun dengan kontrak yang penulis sampaikan 6 bulan lalu yakni
untuk kembali melanjutkan studi sesuai yang di harapkan akhirnya orang tua
merestui. Lalu apakah penulis sudah melaksanakan dan berhasil dengan cita-cita
yang di idamkan. Penulis tidak berani menyatakan GAGAL ATAU BERHASIL namun penulis
sedang berusaha mewujudkan keidealisan dan rasa realistis yang di miliki penulis.
Sahabat, jika anda hari
merasakan hal yang sama seperti penulis atau bahkan Bersama ratusan anak muda
yang lain penulis yang masih belum bisa menjadi rujukan kesuksesan dari apa
yang penulis sampaikan ini hanya berpesan untuk kiranya anda harus mengambil
jalan dimana tidak di sukai oleh orang kebanyakan seperti kata sebuah kalimat
yang pernah saya dengar bahwa “jika anda
ingin terkenal maka kerjakan yang orang lain tidak kerjakan”
@el_mas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar